Sebagai pejabat negara Menteri Pendidikkan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makariem dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi diundang di HUT ke-50 PDIP.
Mereka duduk bersebelahan di depan para hadirin yang menggunakan baju merah PDIP.
Namun ekspresi wajah Nadiem Makarim dan Retno Marsudi dalam acara tersebut jadi sorotan.
Hal ini karena hadirin lain di belakangnya terlihat tertawa dan tersenyum, namun dua sosok ini tidak.
Baca Juga:Duh, Gibran Rakabuming Diedit Jadi Andin, Aldebaran Dan Reyna di Ikatan Cinta
Nadiem Makariem dan Retno Marsudi yang kompak menggunakan batik hanya memberi ekspresi datar dan meletakkan tangan di depan.
Foto dengan angle ini pun diunggah ulang oleh akun humor @ngumpulreceh pada Rabu (11/1/2023).
“terima kasih pak nadiem dan bu retno sudah mewakili ekspresi kami,” tulis akun tersebut.
Warganet pun turut mengomentari unggahan ini.
“punchlinenya dapet,” ujar @nanda***
Baca Juga:Gibran Pamer Botol Mixue, Warganet: Biar Nyentrik
“salfik mbak”d belakangnya wkwkwkw” ujar @fandi***
Seperti diketahui, Nadiem Makarim hadir dalam gelaran Hari Ulang Tahun (HUT) PDI Perjuangan Ke-50 yang dirayakan di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2023).
Nadiem Makarim datang menggunakan mobil berpelat nomor RI 27, sekira pukul 09.30 WIB.
Rombongannya masuk ke kawasan JI Expo Kemayoran melalui Pintu 9 yang mengarah ke lobi gedung.
Sesampainya di depan lobi gedung JI Expo Kemayoran, Nadiem turun dari mobil seorang diri.
Ia datang ke HUT PDIP menggunakan setelan batik didominasi warna abu-abu dan sedikit motif batik berwarna merah muda serta celana bahan berwarna hitam dan masker putih.
Singgung Soal Bahasa Daerah
Nadiem Makarim juga disinggung oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait fenomena bahasa daerah yang dinilai mulai punah.
Megawati menceritakan soal kondisi bahasa daerah di Indonesia yang mulai ditinggalkan.
Ia juga turut meminta izin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menyampaikan hal ini kepada Mendikbud yang turut hadir dalam acara tersebut.
"Itu bahasa daerah yang sudah punah, sudah ada, lo, Pak. Padahal mustinya menurut saya untuk dicarikan literaturnya," ujar Megawati
Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan tentang pentingnya berbicara dengan bahasa daerah selain bahasa Inggris.
"Lha itu ada Pak Nadiem, mbok ya selain speak English gitu. Bahasa Inggris itu menunjukkan bahasa asing. Ya nggak apa-apa. Tapi mbok bahasa daerah dipertahankan," tuturnya.