Mantan narapidana teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII), Pepi Fernando kini menyesali semua hal yang pernah dilakukannya saat menyandang status sebagai ‘teroris’.
Dalam podcastnya bersama Deddy Corbuzier, Pepi membongkar satu per satu borok yang selama ini ia sembunyikan.
Pepi menceritakan bahwa ia pernah hendak mengebom 4 orang, salah satunya yaitu artis terkenal, Ahmad Dhani.
“Bom buku, waktu itu ada 4 tujuan,” ujar Pepi.
Baca Juga:CEK FAKTA : Amanda Manopo Dan Arya Saloka Sudah Nikah Siri Selama Setahun
“Ada Ahmad Dhani, Pak Yapto, sama siapa lagi lupa,” sambungnya.
Mendengar pernyataan Pepi, Deddy Corbuzier sontak terkejut. Ia tak menyangka bahwa Pepilah orang yang hendak melenyapkan Ahmad Dhani.
“Ahmad Dhani itu yang mau ngebom anda?” tanya Deddy.
“Iya..,” jawab Pepi sambil tersenyum.
Alasan Pepi Fernando menargetkan Ahmad Dhani adalah untuk viral.
Baca Juga:Terkuak, Tetangga di Rumah Putri Anne Sebut Arya Saloka Jarang Pulang, Sudah Cerai?
Dalam kesempatan itu, Pepi sontak meneteskan air matanya. Ia mengaku menyesal pernah menyakiti banyak orang.
Pepi Fernando juga mengaku bahwa tujuan pembuatan bom buku pada saat itu bukanlah untuk membunuh para target. Melainkan untuk mengetahui seberapa besar efek bom rakitan yang dibuatnya.
Pepi kemudian menceritakan keresahannya selama ini hingga akhirnya bisa bergabung dengan jaringan NII.
“Awalnya dulu itu dari pencarian jatidiri. Saya kan wartawan infotainment, tau sendiri lingkupnya bagaimana,” ucapnya.
Pepi mengaku jika dirinya dari kecil memang sudah menjadi anak pesantren. Namun, kehidupannya setelah menjadi wartawan berubah total.
“Sebetulnya saya kan dari kecil dasarnya sudah pesantren, kemudian sekolah islam, dan kuliah saya di UIN. Tapi seolah-olah setelah jadi wartawan itu saya bener-bener sholat aja enggak,” ceritanya.
“Nah, disitulah kemudian ada teman datang menawarkan inilo islam sesungguhnya, menawarkan konsep NII dan saya tertarik. Kebetulan saya juga ada di titik nol secara beragama saat itu,” sambungnya.
Merasa berada di titik terendah, Pepi akhirnya berusaha mencari kehidupan yang lebih baik lagi.
Dari awal ia merasa berada dijalan yang benar, pasalnya lebih rajin beribadah. Namun semakin hari ia merasakan hal yang berbeda.
“Konsep di NII itu sendiri Iman, Hijrah, Jihad,” jelasnya.
“Hijrah itu adalah kita pindah dari kewarganegaraan Indonesia ke NII, nah di Jihad inilah yang agak bertolak belakang dengan pikiran saya,” tambahnya.