Proyek di Kementrian Informasi (Kominfo) terkait pembangunan ribuan tower base transceiver station BAKTI diduga jadi bahan bancakan korupsi.
Dugaan inii terungkap dari berkas pemeriksaan seorang tersangka AAL dimana nama Menkominfo Johnny G Plate disebut meminta jatah uang Rp 500 juta per bulannya.
Percakapan mengenai adanya permintaan sejumlah uang oleh Johnny G Plate tersebut termaktub dalam berkas pemeriksaan AAL, yang didapat Klub Jurnalis Investigasi (KJI), Rabu 29 Maret 2023 sebagaimana disadur dari Liputan Khas Suara, Jumat (31/3/2023).
Adapun isi pembicaraan AAL dan IR awalnya terjadi pada tahun 2020.
Baca Juga:Artis Inisial R, Laki-laki OKB di Jakarta Dan Berhubungan Dengan Keluarga Rafael Alun
Dari sana terungkap informasi dari perempuan isinial HA yang merupakan Kepala Bagian Tata Usaha Kominfo sekaligus sekretaris pribadi Plate.
Salah satu kata yang disebut adalah masalah kebutuhan “biaya operasional”.
Namun demikian AAL tidak merespons informasi yang disampaikan HA di lantai 7 Gedung Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 7, Jakarta.
Setahun berlalu, AAL kemudian mendengar langsung soal permintaan bantuan uang tersebut dari mulut Johnny G Plate saat bertemu di ruangan menteri.
Dalam berkas pemeriksaannya AAL mengaku lupa soal hari dan tanggal perjumpaannya dengan Johnny G Plate.
Baca Juga:Artis Inisial R Sedang Jadi Incaran KPK Soal Dugaan Gratifikasi Rafael Alun Trisambodo
Kendati demikian ia hanya mengingat kejadiannya bulan Januari 2021.
Tapi, AAL masih betul-betul mengingat isi percakapannya dengan Plate dalam pertemuan itu.
"Apakah Happy sudah menyampaikan sesuatu?" tanya Plate.
"Soal apa?" jawab AAL.
"Soal dana operasional tim pendukung menteri, sekitar 500 juta setiap bulan, untuk anak-anak kantor. Nanti Happy akan ngomong sama kamu," kata Plate.
Selepas pertemuan itu, AAL langsung menemui Wanita HA.
"Pak Menteri sudah menyampaikan soal dana operasional, tapi kasih saya waktu ya," pinta AAL.
Selanjutnya berselang 3 atau 5 hari AAL ditanya lagi sial setoran Rp 500 Juta per bulan.
Dijawab Anang, “Belum ketemu solusinya.”
AAL lalu bertandang ke kantor Moratelindo. Di sanalah ia bertemu dan meminta bantuan kepada IR.
Setelah mendapat kesanggupan IR, beberapa hari kemudian, AAL kembali bertemu HA.
"Bila nanti ada dana operasional, kepada siapa diserahkan?" tanya AAL kepada HA.
Wanita HA lalu memberikan nomor ponsel seseorang bernama Yunita, yang kemudian diserahkan AAL ke IR.
"Ini kontak penerima kalau sudah ada solusi dana operasional tim pendukung pak menteri yang kemarin saya sampaikan," kata AAL.